Senin, 20 November 2023

Hari/Tanggal                        : Senin, 20 November  2023

Muatan  Pembelajaran      :  

1. Pend. Pancasila             : Membangun Jati diri dalam kebhinekaan

2. Matematika                        : Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB)

3. Seni Budaya                   : Permainan tradisional

4. Bahasa Indonesia          : 4. Meliuk dan menerjang ( Majas Personifikasi )

Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila:

1.   Mengenali karakteristik fisik dan non-fisik orang dan benda yang ada di lingkungan sekitarnya. 

2. Memahami bahwa kebinekaan dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang baru.

Capaian Pembelajaran Matematika

Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu (misalnya,) dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama (misalnya, ). Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.

BaCapaian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Si    1.  Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks   aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10.   Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.

11.   Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.

     Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.

Capaian Pembelajaran Seni Budaya:

1.       Elemen Mengalami (Experiencing)

Peserta didik mampu mengamati bentuk penyajian tari berdasarkan latar belakang serta mengeksplorasi unsur utama tari sesuai level, perubahan arah hadap, dan desain lantai.

2.       Menciptakan (Creating)

peserta didik mampu mengidentifikasi dan membuat gerak dengan unsur utama tari, level, perubahan arah hadap.

3.       Berpikir dan bekerja artistik (Thinking and working artistically)

peserta didik mampu menunjukkan hasil tari kelompok dengan bekerja secara kooperatif untuk mengembangkan kemampuan bekerja sama dan saling menghargai demi tercapainya tujuan bersama.

4.       Merefleksikan (Reflecting)

peserta didik mampu menilai pencapaian dirinya saat melakukan aktivitas pembelajaran tari

5.       Berdampak (Impacting)

peserta didik mampu menumbuhkan rasa cinta pada seni tari yang berpengaruh pada kemampuan diri dalam menyelesaikan aktivitas pembelajaran tari.

           mr anak sholih sholihah.........

Semoga kalian semua dalam keadaan sehat walaf'iyah ....
Anak-anak, tujuan pembelajaran hari ini : Peserta didik dapat  menjelaskan makna  hidup rukun dalam keberagaman lingkungan sekitarnya, menetukan faktor persekutuan Terbesar dari dua bilangan membuat kalimat dengan majas personifikasi  belajar toleransi dari  permainan tradisional.

Pendidikan Pancasila

 mari simak dan tonton video tentang keragaman budaya di Indonesia berikut!


Wilayah Indonesia membentang luas dari Sabang sampai Merauke. Bentang alam ini merupakan salah satu alasan Indonesia kaya akan keragaman budaya.

Keragaman budaya di antaranya berupa upacara adat, rumah adat, tari-tarian, dan berbagai lagu daerah. Hampir setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing. Banyaknya perbedaan kebudayaan dalam suku bangsa bisa menjadi sumber terjadinya konflik antara suku-suku bangsa dan golongan. Namun, keberagaman suku bangsa dan budaya tidak membuat bangsa Indonesia terpecah belah. Terbukti bangsa Indonesia tetap rukun dan bersatu.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beraneka ragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia. Kita memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Bendera kebangsaan kita merah putih sebagai lambang identitas bangsa. Kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.

Ayo Mengamati
Kerukunan
Apa menurutmu kerukunan itu? Apakah gambar di atas mencerminkan kerukunan? Tuliskan pendapatmu mengenai gambar di atas pada kolom berikut.
Gambar menunjukkan orang-orang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah. Mereka bergandengan tangan. Mereka menunjukkan raut wajah senang dan ramah. Mereka saling menghargai keragaman. Jadi, gambar tersebut mencerminkan kerukunan.
Hidup rukun harus dilakukan antara sesama anggota masyarakat. Hidup rukun akan membuat persatuan dan kesatuan bangsa semakin kuat. Agama dan suku setiap anggota masyarakat tentu berbeda. Walaupun berbeda anggota masyarakat harus hidup rukun, saling membantu dan menolong. Contoh hidup rukun di masyarakat, misalnya, bekerja sama dalam kebersihan dan keamanan lingkungan. Hidup menjadi lebih baik dan nyaman jika hidup dengan rukun.

Ayo Berlatih
Apa wujud perilakumu untuk hidup rukun sebagai warga masyarakat? Tuliskan dalam kolom berikut.
Hidup rukun di dalam masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Bekerja bakti membersihkan lingkungan.
  2. Membantu tetangga yang mengadakan hajatan.
  3. Menyapa tetangga saat berpapasan di jalan.
  4. Menghargai tetangga yang berbeda agama.

Ayo Mengamati
Hidup rukun juga harus diwujudkan antarumat beragama. Di Indonesia ada enam agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Banyak imbauan dan ajakan dari pemerintah untuk hidup rukun dan damai antarumat beragama. Perhatikan gambar berikut.

AYO KITA NYANYIKAN LAGU BHINEKA TUNGGAL IKA




MATEMATIKA
FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR

SILAKAN TONTON DAN SIMAK VIDEO BERIKUT!

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua atau lebih bilangan adalah faktor persekutuan dari bilangan-bilangan yang terbesar.

Langkah mencari FPB dari dua bilangan

  1. Tentukan faktorisasi prima dari kedua bilangan dengan menggunakan pohon faktor
  2. Faktor prima yang sama dengan pangkat terkecil

Contoh:
Tentukan FPB dari 4 dan 8

Pembahasan:

Faktorisasi prima 4 = 2 x 2 = 22
Faktorisasi prima 8 = 2 x 2 x 2 = 23
Jadi FPB dari 4 dan 8 adalah 22

Menentukan FPB dari Dua Bilangan

Bagaimana anak hebat, apakah ananda sudah paham tentang FPB? Semoga ananda sudah memahaminya. Supaya ananda lebih memahaminya, kerjakan soal latihan berikut ini ya!

1). 12 dan 16

Pembahasan:

Faktorisasi prima 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3
Faktorisasi prima 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
Jadi FPB dari 12 dan 16 adalah 22 = 4

2). 15 dan 18

Pembahasan:

Faktorisasi prima 15 = 3 x 5
Faktorisasi prima 18 = 2 x 3 x 3 = 2 x 32
Jadi FPB dari 15 dan 18 adalah 3

3). 18 dan 20

Pembahasan:

Faktorisasi prima 18 = 2 x 3 x 3 = 2 x 32
Faktorisasi prima 20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5
Jadi FPB dari 18 dan 20 adalah 2

4). 20 dan 36

Pembahasan:

Faktorisasi prima 20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5
Faktorisasi prima 36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32
Jadi FPB dari 20 dan 36 adalah 22 = 4

5). 24 dan 28

Pembahasan:

Faktorisasi prima 24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
Faktorisasi prima 28 = 2 x 2 x 7 = 22 x 7
Jadi FPB dari 24 dan 28 adalah 22 = 4


Contoh soal 1 

Ayo tulislah semua faktor persekutuan dari pasangan bilangan berikut. Lalu temukan FPB nya.

1.  (6 dan 12) 

2. (18 dan 20)


 Jawaban: 

1. Faktor bilangan 6 = 1, 2, 3, dan 6. 

    Faktor bilangan 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. 

    FPB 6 dan 12 adalah 6

2. Faktor bilangan 18 = 1, 2, 3, 6, 9, dan 18. 

    Faktor bilangan 20 = 1, 2, 4, 5, 10, dan 20.

    FPB 18 dan 20 adalah 2


Bacalah soal berikut lalu tentukan FPB nya ....

1. Bu Desi akan membuat beberapa parsel dari 18 kue cokelat dan 36 kue bolu. Setiap keranjang parsel berisi jenis kue sama banyak. Berapa keranjang parsel paling banyak dapat dibuat Ibu Desi? 

2. Saat akan pulang ke kampung halaman, Ani menyiapkan berbagai macam oleh-oleh untuk keponakan di kampung. Ani membeli 20 box coklat, 35 pcs permen dan 25 pcs Snack. Jika Ani ingin membagi rata semua oleh-oleh untuk setiap keponakan, maka banyak keponakan yang akan mendapatkan oleh-oleh adalah?


BAHASA INDONESIA

MAJAS PERSONIFIKASI



Majas Personifikasi
Majas adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan untuk menyampaikan pesan atau maksud. Makna yang ditunjukkan dalam majas bukanlah makna sebenarnya, melainkan makna konotatif.

Majas personifikasi adalah jenis kiasan yang mengumpamakan benda mati dapat bertingkah laku seperti manusia.

Majas digunakan agar pembaca lebih menangkap atau membayangkan gagasan, suasana, atau perasaan yang dimaksud oleh penulis. Di samping itu, penggunaan majas dapat memberikan efek tertentu yang lebih kuat atau lebih indah.

Mari kita lihat contoh berikut.
1. Petugas pemberangkatan meniup peluit sebagai tanda kereta api segera berangkat.
2. Peluit petugas memekik-mekik memanggil penumpang kereta api untuk bergegas.

Pada kalimat kedua, desakan waktu lebih terasa dibanding pada kalimat pertama. Kalimat kedua menggunakan majas yang menggambarkan seolah-olah peluit dapat berperilaku sebagai manusia: memekik-mekik memanggil penumpang.

Majas seperti ini disebut majas personifikasi, yaitu majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.


SENI BUDAYA

Saat ini anak-anak dibanjiri dengan permainan digital melalui alat-alat elektronika. Dengan permainan digital itu anak merasa tidak perlu bermain dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, permainan tradisional menjadi jurus ampuh agar anak-anak kembali kepada nilai-nilai kebersamaan. Hal tersebut setidaknya diutarakan Zaini Alif dari Komunitas Hong saat di acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia.

Zaini Alif mengatakan, “Permainan tradisional itu aset budaya bangsa yang sekarang mulai ditinggalkan, karena munculnya gadget. Kita tidak antipati pada gadget, tapi bagaimana menyeimbangkan gadget dengan permainan tradisional, karena permainan tradisional mengajarkan nilai, etika, dan identitas budaya bangsa.”
Permainan Jamuran

“Banyak permainan tradisional di Indonesia yang tidak hanya menyajikan keseruan, tapi juga kaya nilai-nilai. Misalnya di Jawa ada permainan dingklik oglak aglik, di Sunda ada perepet jengkol, dan sebagainya. Keragaman itu mengajarkan bagaimana kita toleran atas perbedaan. Jadi perbedaan bukan menjadi sesuatu yang harus diperdebatkan, justru itu bisa menjadi suatu keunggulan,” kata Zaini.

Anak-anak zaman sekarang merupakan generasi emas para pemimpin bangsa di era 100 tahun Indonesia. Kita mengharapkan tiga puluh tahun lagi generasi ini adalah generasi yang dapat mengenali keragaman bangsa, bertoleransi, serta menjaga dan melestarikan kebudayaan.
Sumber: lifestyle.liputan6.com

Ayo Berdisiskusi
  1. Tulislah peristiwa pada teks “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”. Peristiwa pada teks: digelarnya acara Festival Permainan Tradisional Anak.
  2. Keragaman apa yang disebutkan pada teks? Keragaman yang ditunjukkan pada bacaan: keragaman budaya berupa permainan tradisional.
  3. Sikap apa yang dapat siswa tiru dari teks? Sikap yang dapat ditiru dari bacaan: melestarikan kebudayaan dan toleran atas keragaman budaya.
  4. Apa yang sebaiknya dilakukan siswa dalam upaya ikut melestarikan permainan tradisional? Untuk melestarikan permaian tradisional dapat dilakukan dengan memainkan permainan tersebut baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Permainan tradisional merupakan permainan sederhana dimainkan oleh anak-anak jaman dulu. Kebanyakan permainan ini  memang dilakukan dengan cara kelompok. Kehidupan masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang tidak mengenal dunia luar menuntun mereka pada kegiatan sosial dan kebersamaan yang tinggi. Hal ini yang kemudian mendorong terciptanya beberapa jenis permainan tradisional.

Sayangnya perkembangan jaman khususnya perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat jenis permainan ini perlahan mulai menghilang. Beberapa macam permainan tradisional antara lain sebagai berikut : Gobag Sodor, Delikan, Ingkling, Benthik, Dakon, Jamuran, Eggrang, Bebentengan, Sunda Manda, Maqgalaceng, Allogo, Ceklen dan masih banyak yang lainnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selasa, 19 Maret 2024

Jumat, 17 Mei 2024

Kamis, 16 Mei 2024