Kamis, 24 Agustus 2023
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2023
Kegiatan Pembelajaran : P5
P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat mengenal sejarah batik dan mengenal beberapa jenis batik yang ada di Indonesia
Macam Macam Batik, Sejarah dan Cara Membuatnya
Dulunya batik hanya dibuat dan digunakan oleh raja, keluarga kerajaan dan lingkup pengikut dalam keraton saja. Ketika akhirnya banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, pembuatan dan penggunaan batik kian menyebar dan muncullah berbagai macam macam batik.
Dalam hal persebaran batik, Islam rupanya juga memiliki andil di dalamnya. Saat itu batik banyak dibuat di wilayah-wilayah yang merupakan basis dari penganut agama islam. Hal ini membuat batik banyak digunakan juga oleh para santri, hingga akhirnya batik menjadi salah satu komoditi perjuangan ekonomi oleh para pedagang islam guna melawan perdagangan Belanda.
Daerah Penghasil Batik
Ada beberapa daerah yang terkenal sebagai penghasil batik di Indonesia bahkan di dunia, daerah-daerah tersebut adalah
Yogyakarta
Yogyakarta sejak dahulu kala sudah populer sebagai salah satu daerah penghasil kerajinan batik di Indonesia, bahkan pada tahun 2014 Yogyakarta dinobatkan menjadi kota batik dunia oleh World Craft Council.
Solo
Solo atau Surakarta adalah satu daerah penghasil kerajinan batik yang terkenal di Indonesia. Dengan slogan The Spirit of Java yang khas, kota ini masih mempertahankan kekayaan seni dan budaya batik.
Pekalongan
Pekalongan juga merupakan daerah penghasil kerajinan batik di Indonesia yang terkenal. Kamu bisa menemukanberbagai macam produk batik di sejumlah daerah di Pekalongan.
Cirebon
Batik asal dari Cirebon diduga dipengaruhi oleh budaya Cina karena banyaknya jumlah etnis Cina yang menetap di kota ini. Motif batik Cirebon bervariasi dari motif singa, naga, Gajahmada dan motif harimau.
Bali
Pulau Dewata atau pulau Bali sejak lama juga dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan batik di Indonesia. Beragam corak yang menarik dan didominasi warna cerah menjadi satu ciri khas batik Bali. Motif batik khas Bali tersebut antara lain adalah motif Buketan, singa barong, hingga ulamsari mas.
Masih banyak lagi daerah penghasil batik di Indonesia yang terkenal seperti Indramayu, Madura, Tuban, Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Minahasa.
Macam Macam Batik yang Populer
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, macam macam batik pun turut bermunculan dan semakin beragam. Beberapa jenis batik yang terkenal di Indonesia bahkan memiliki corak yang khas sebagai gambaran tentang tempat pembuatannya atau makna filosofi yang terkandung di dalam coraknya.
Berikut ini adalah beberapa macam macam batik yang cukup populer di Indonesia:
Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)
https://pekalongankab.sikn.go.id/index.php/motif-batik-tujuh-rupa
Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina. Pasalnya, dulu Pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara. Sehingga, akulturasi budaya itulah yang membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan.
2. Motif Batik Sogan (Solo)
http://alonabatik.com/berita/detail/batik-sogan-klasik-62196.html
Batik Sogan merupakan salah satu jenis batik bernuansa klasik. Dinamakan batik sogan karena pada awal mulanya, proses pewarnaan batik ini menggunakan pewarna alami yang diambil dari batang kayu pohon soga. Batik Sogan klasik merupakan jenis batik yang identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo, motifnya pun biasanya mengikuti pakem motif-motif klasik keraton. Sogan Yogya dan Solo juga dapat dibedakan dari warnanya. Biasanya sogan Yogya dominan berwarna coklat tua-kehitaman dan putih, sedangkan sogan Solo berwarna cokelat-oranye dan cokelat. Warna klasik batik Sogan sendiri sarat dengan makna. Ini dijelaskan dalam Serat Wirid Hidayat Jati, warna kekuningan keemasan merupakan bagian dari simbol keraton bangsa burung, bangsa makhluk penerbang, warna lokus dari perjalanan rohani setelah tersingkapnya alam Siriyah. Corak warna tersebut merupakan simbol-simbol yang telah dikenal sebelum hadirnya Islam di tanah Jawa, dan dalam perkembangannya kemudian diolah kembali oleh para Wali Songo.
3. Motif Batik Gentongan (Madura)
https://www.tagar.id/tagarphoto/15771/Batik+Madura+Motif+Gentongan
Batik tulis Madura memiliki karakter kuat, dicirikan secara bebas tanpa menggunakan pola dengan warna yang berani, merah, kuning, hijau muda. Ada setidaknya seribu motif batik Madura, satu di antaranya yang sangat populer adalah motif gentongan. Motif gentongan menampilkan bentuk abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya dengan warna terang, yaitu merah, hijau, kuning, atau ungu. Nama gentongan diadaptasi dari gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik pada cairan warna.
4. Motif Batik Mega Mendung (Cirebon)
https://travel.kompas.com
Mega mendung menjadi salah satu motif batik khas Cirebon, Jawa Barat, yang populer di kalangan wisatawan berkat bentuknya dan perpaduan warnanya yang unik. Di tangan para perajin batik, lahirlah beragam kreatifitas warna-warna lembut dari motif mega mendung ini. Motif batik Mega Mendung cukup sederhana namun memberi kesan mewah. Motif mendung di langit mega yang berwarna cerah inilah yang membuat batik Mega Mendung sangat cocok dipakai orang tua maupun anak muda, baik perempuan maupun laki-laki.
5. Motif Batik Kraton (Yogyakarta)
https://www.google.com/search?q=batik+keraton+yogyakarta
Motif batik Keraton berasal dari kebudayaan jawa yang kental dengan sistem kekratonan dan kesultanannya. Batik keraton ini melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma raja-raja jawa. Dulunya, batik asal Yogya ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, namun sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang simetris atau saya burung yang dikenal sebagai motif sawat lar. Motif ini bisa dibilang paling banyak dipakai baik oleh orang Indonesia maupun orang luar negeri.
6. Motif Batik Simbut (Banten)
https://budaya-indonesia.org/Batik-Simbut
Motif batik Simbut berbentuk daun yang menyeruai daun talas. Motif tersebut merupakan motif yang paling sederhana, hanya menyusun dan merapikan satu jenis motif saja. Motif Simbut berasal dari suku Badui pedalaman di Sunda yang kental dengan peradaban lama. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk badui yang menerima modernitas mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten. Sehngga batik motif Simbut dikenal juga dengan batik Banten.
7. Motif Pring Sedapur (Magetan)
https://www.kanal247.com/media/konten
Batik ini merupakan Batik khas daerah Magetan yang berasal dari sebuah desa di lereng Gunung Lawu yang sarat dengan pohon bambu. Tepatnya di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan. Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur berarti serumpun pohon bambu. Motif batik pring sedapur memiliki makna filosofi yang sangat tinggi. Motif batik Pring Sedapur memiliki ciri khas yang simpel namun elegan. Motif yang dipakai adalah motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Batik ini tidak hanya indah dalam kesederhanaan motifnya, tetapi memiliki filosofi yang sederhana pula. Dimana bambu memberikan makna ketentraman, keteduhan dan kerukunan. Selain itu, bambu/pring juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain, sejak lahir sampai mati.
8. Motif Parang (Pulau Jawa)
https://paragraf.or.id/motif-batik-parang
Batik Parang banyak ditemukan di daerah Solo dan Yogyakarta sebab menurut sejarahnya, batik parang diciptakan pada zaman Keraton Mataram. Melansir dari Wikipedia, batik parang merupakan salah satu motif tertua di Indonesia. Nama parang berasal dari kata ‘Pereng’ yang artinya lereng. Pereng tersebut menggambarkan sebuah garis menurus dari tinggi ke rendang secara diagonal. Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf “S” miring berombak memanjang. Motif Parang ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa Tengah, Jogjakarta dan Jawa Barat. Biasanya, perbedaannya hanya terletak pada aksen dari batik Motif parang tersebut. Misalkan, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah ada Parang Slobog, serta di Jawa Barat ada Parang Klisik.
9. Motif Geblek Renteng (Kulon Progo)
https://kalidengen-kulonprogo.desa.id/asal-mula-batik-geblek-renteng
Mungkin banyak yang belum tahu makna dan arti motif geblek renteng, yang sekarang menjadi Motif batik khas Kabupaten Kulon Progo. Motif yang sudah menjadi ikon Kulon Progo tersebut terdiri dari gambar geblek sebagai motif utama dan berbagai simbol yang menunjukkkan kekayaan alam dan Kondisi Kabupaten Kulon Progo. Geblek dijadikan motif utama karena merupakan makanan asli khas Kulon Progo. Di antara motif geblek tersebut, ditorehkan lambang Binangun yang digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar, memiliki makna bahwa Kulon progo merupakan daerah yang sebentar lagi akan mekar menjadi permata indah dari pulau jawa. Di sampingnya terdapat motif buah manggis yang merupakan flora khas Kulon Progo. Ketiga motif tersebut dibuat dengan pola naik turun sebagai perlambang bahwa kenampakan alam di Kulon Progo yang sangat bervariasi, mulai dari pegunungan, dataran tinggi, hingga dataran rendah dan pantai.
10. Motif Kawung (Jawa Tengah)
https://www.semarangpos.com/pakai-batik-kawung
Batik kawung dapat disebut dengan motifnya yang begitu geometris yang berjajar dengan rapi. Batik ini termasuk salah satu motif batik yang tertua ditemukan di daerah jawa. Motif batik tersebut lebih tepatnya yang berasal dari kota Yogyakarta. Contoh gambar motif batik kawung sangat sederhana yang dimana batik kawung ini mempunyai cerita atau sejarah dan filosofi tersendiri. Batik kawung sudah di bagusin menjadi berbagai macam produk yang terutama produk pakaian. Dikarenakan motifnya yang begitu unik, batik tersebut sering digunakan untuk kombinasi pondasi baju oleh para seorang desainer yang terkenal.
Sobat Pustaka, Batik adalah salah satu kebanggaan budaya Indonesia. Kebanggaan ini semakin meningkat setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan budaya takbenda atau Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, pada 2 Oktober 2009. Jadi kita sebagai warga negara Indonesia juga sebagai pewaris bangsa maka harus bisa melestarikan warisan budaya dengan baik.
https://pekalongankab.sikn.go.id/index.php/motif-batik-tujuh-rupa
Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina. Pasalnya, dulu Pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara. Sehingga, akulturasi budaya itulah yang membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan.
2. Motif Batik Sogan (Solo)
http://alonabatik.com/berita/detail/batik-sogan-klasik-62196.html
Batik Sogan merupakan salah satu jenis batik bernuansa klasik. Dinamakan batik sogan karena pada awal mulanya, proses pewarnaan batik ini menggunakan pewarna alami yang diambil dari batang kayu pohon soga. Batik Sogan klasik merupakan jenis batik yang identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo, motifnya pun biasanya mengikuti pakem motif-motif klasik keraton. Sogan Yogya dan Solo juga dapat dibedakan dari warnanya. Biasanya sogan Yogya dominan berwarna coklat tua-kehitaman dan putih, sedangkan sogan Solo berwarna cokelat-oranye dan cokelat. Warna klasik batik Sogan sendiri sarat dengan makna. Ini dijelaskan dalam Serat Wirid Hidayat Jati, warna kekuningan keemasan merupakan bagian dari simbol keraton bangsa burung, bangsa makhluk penerbang, warna lokus dari perjalanan rohani setelah tersingkapnya alam Siriyah. Corak warna tersebut merupakan simbol-simbol yang telah dikenal sebelum hadirnya Islam di tanah Jawa, dan dalam perkembangannya kemudian diolah kembali oleh para Wali Songo.
3. Motif Batik Gentongan (Madura)
https://www.tagar.id/tagarphoto/15771/Batik+Madura+Motif+Gentongan
Batik tulis Madura memiliki karakter kuat, dicirikan secara bebas tanpa menggunakan pola dengan warna yang berani, merah, kuning, hijau muda. Ada setidaknya seribu motif batik Madura, satu di antaranya yang sangat populer adalah motif gentongan. Motif gentongan menampilkan bentuk abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya dengan warna terang, yaitu merah, hijau, kuning, atau ungu. Nama gentongan diadaptasi dari gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik pada cairan warna.
4. Motif Batik Mega Mendung (Cirebon)
https://travel.kompas.com
Mega mendung menjadi salah satu motif batik khas Cirebon, Jawa Barat, yang populer di kalangan wisatawan berkat bentuknya dan perpaduan warnanya yang unik. Di tangan para perajin batik, lahirlah beragam kreatifitas warna-warna lembut dari motif mega mendung ini. Motif batik Mega Mendung cukup sederhana namun memberi kesan mewah. Motif mendung di langit mega yang berwarna cerah inilah yang membuat batik Mega Mendung sangat cocok dipakai orang tua maupun anak muda, baik perempuan maupun laki-laki.
5. Motif Batik Kraton (Yogyakarta)
https://www.google.com/search?q=batik+keraton+yogyakarta
Motif batik Keraton berasal dari kebudayaan jawa yang kental dengan sistem kekratonan dan kesultanannya. Batik keraton ini melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma raja-raja jawa. Dulunya, batik asal Yogya ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, namun sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang simetris atau saya burung yang dikenal sebagai motif sawat lar. Motif ini bisa dibilang paling banyak dipakai baik oleh orang Indonesia maupun orang luar negeri.
6. Motif Batik Simbut (Banten)
https://budaya-indonesia.org/Batik-Simbut
Motif batik Simbut berbentuk daun yang menyeruai daun talas. Motif tersebut merupakan motif yang paling sederhana, hanya menyusun dan merapikan satu jenis motif saja. Motif Simbut berasal dari suku Badui pedalaman di Sunda yang kental dengan peradaban lama. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk badui yang menerima modernitas mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten. Sehngga batik motif Simbut dikenal juga dengan batik Banten.
7. Motif Pring Sedapur (Magetan)
https://www.kanal247.com/media/konten
Batik ini merupakan Batik khas daerah Magetan yang berasal dari sebuah desa di lereng Gunung Lawu yang sarat dengan pohon bambu. Tepatnya di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan. Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur berarti serumpun pohon bambu. Motif batik pring sedapur memiliki makna filosofi yang sangat tinggi. Motif batik Pring Sedapur memiliki ciri khas yang simpel namun elegan. Motif yang dipakai adalah motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Batik ini tidak hanya indah dalam kesederhanaan motifnya, tetapi memiliki filosofi yang sederhana pula. Dimana bambu memberikan makna ketentraman, keteduhan dan kerukunan. Selain itu, bambu/pring juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain, sejak lahir sampai mati.
8. Motif Parang (Pulau Jawa)
https://paragraf.or.id/motif-batik-parang
Batik Parang banyak ditemukan di daerah Solo dan Yogyakarta sebab menurut sejarahnya, batik parang diciptakan pada zaman Keraton Mataram. Melansir dari Wikipedia, batik parang merupakan salah satu motif tertua di Indonesia. Nama parang berasal dari kata ‘Pereng’ yang artinya lereng. Pereng tersebut menggambarkan sebuah garis menurus dari tinggi ke rendang secara diagonal. Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf “S” miring berombak memanjang. Motif Parang ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa Tengah, Jogjakarta dan Jawa Barat. Biasanya, perbedaannya hanya terletak pada aksen dari batik Motif parang tersebut. Misalkan, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah ada Parang Slobog, serta di Jawa Barat ada Parang Klisik.
9. Motif Geblek Renteng (Kulon Progo)
https://kalidengen-kulonprogo.desa.id/asal-mula-batik-geblek-renteng
Mungkin banyak yang belum tahu makna dan arti motif geblek renteng, yang sekarang menjadi Motif batik khas Kabupaten Kulon Progo. Motif yang sudah menjadi ikon Kulon Progo tersebut terdiri dari gambar geblek sebagai motif utama dan berbagai simbol yang menunjukkkan kekayaan alam dan Kondisi Kabupaten Kulon Progo. Geblek dijadikan motif utama karena merupakan makanan asli khas Kulon Progo. Di antara motif geblek tersebut, ditorehkan lambang Binangun yang digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar, memiliki makna bahwa Kulon progo merupakan daerah yang sebentar lagi akan mekar menjadi permata indah dari pulau jawa. Di sampingnya terdapat motif buah manggis yang merupakan flora khas Kulon Progo. Ketiga motif tersebut dibuat dengan pola naik turun sebagai perlambang bahwa kenampakan alam di Kulon Progo yang sangat bervariasi, mulai dari pegunungan, dataran tinggi, hingga dataran rendah dan pantai.
10. Motif Kawung (Jawa Tengah)
https://www.semarangpos.com/pakai-batik-kawung
Batik kawung dapat disebut dengan motifnya yang begitu geometris yang berjajar dengan rapi. Batik ini termasuk salah satu motif batik yang tertua ditemukan di daerah jawa. Motif batik tersebut lebih tepatnya yang berasal dari kota Yogyakarta. Contoh gambar motif batik kawung sangat sederhana yang dimana batik kawung ini mempunyai cerita atau sejarah dan filosofi tersendiri. Batik kawung sudah di bagusin menjadi berbagai macam produk yang terutama produk pakaian. Dikarenakan motifnya yang begitu unik, batik tersebut sering digunakan untuk kombinasi pondasi baju oleh para seorang desainer yang terkenal.
Sobat Pustaka, Batik adalah salah satu kebanggaan budaya Indonesia. Kebanggaan ini semakin meningkat setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan budaya takbenda atau Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, pada 2 Oktober 2009. Jadi kita sebagai warga negara Indonesia juga sebagai pewaris bangsa maka harus bisa melestarikan warisan budaya dengan baik.
Komentar
Posting Komentar