Kamis, 10 Agustus 2023
Kelas/Semester : 4/I
Kegiatan Pembelajaran : P5
P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menempel dan mengarsir bagian tumbuhan ( daun) sesuai bentuk daun tersebut
Peserta didik dapat mengenal beberapa jenis batik di Indonesia dan cara pembuatannya
Tanpa adanya tumbuhan, ekosistem di Bumi tidak akan seimbang.
Nah, salah satu bagian penting pada tumbuhan adalah daun. Daun merupakan bagian dari tanaman yang menempel pada batang dan ranting.
Daun berperan dalam menyediakan makanan bagi tumbuhan. Umumnya, daun berwarna hijau karena memiliki zat klorofil.
Namun, ada juga beberapa daun yang tak memiliki warna hijau. Tiap tumbuhan memiliki bentuk daun yang berbeda karena adanya tulang daun.
Bagian daun yang satu ini berperan sebagai penopang agar daun menjadi kuat seperti tulang pada tubuh manusia atau binatang. Selain berfungsi sebagai penopang, tulang daun merupakan salah satu organ pengangkut zat-zat yang dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Ciri-ciri dari tulang daun satu ini adalah memiliki bentuk seperti sirip ikan. Daun jenis ini memiliki ibu tulang yang memanjang dari pangkal hingga ke ujungnya.
Dari bagian ibu tulang tersebut juga terdapat tulang cabang. Contoh tumbuhan yang tulang daunnya menyirip adalah mangga, jambu, dan rambutan.
2. Tulang Daun Menjari
Palminervis atau daun menjari adalah tipe tulang daun yang mirip seperti jari manusia. Sebab, jenis tulang daun ini memperlihatkan susunannya dengan jelas.
Umumnya tanaman berbiji atau dikotil-lah yang memiliki tulang daun menjari. Contoh tumbuhannya seperti ubi jalar, pohon melon, pohon pepaya, dan masih banyak lagi.
3. Tulang Daun Melengkung
Daun melengkung atau cervinervis memiliki ciri fisik yang melengkung dan memiliki beberapa tulang besar. Satu tulang besar tersebut berada di bagian tengah daun.
Sedangkan yang lainnya memanjang mengikuti alur di tepiannya. Alur dari lengkungan tersebut akan memisah dan bersatu di bagian ujung daun.
Umumnya tulang daun melengkung terdapat pada tanaman berbiji tunggal atau monokotil, seperti pohon genjer, pohon waru, dan lain sebagainya.
4. Tulang Daun Sejajar
Selanjutnya ada rectinervis atau daun sejajar yang memiliki daun dengan susunan bangun garis atau pita. Umumnya terdapat satu tulang besar pada jenis daun satu ini.
Letak tulang tersebut berada di bagian tengah dan membujur sepanjang daun. Sedangkan tulang lainnya akan lebih kecil.
Daun sejajar biasa dimiliki oleh tanaman kecil seperti padi, kelapa sawit, jagung, dan lain sebagainya.
Apa Fungsi dari Daun pada Tumbuhan?
Setelah mengetahui berbagai jenis tulang daun pada tumbuhan, apakah Anda tahu apa sebenarnya fungsi dari keberadaan organ ini pada tumbuhan?
Daun menjadi organ yang sangat penting untuk tumbuhan. Daun memiliki fungsi untuk membantu tumbuhan membuat makanan mereka dalam proses fotosintesis.
Pada tanaman dengan biji ganda, fotosintesis akan berlangsung pada parenkim palisade. Akan tetapi, tumbuhan berbiji tunggal, fotosintesis terjadi pada jaringan spons pada daun.
Kemudian daun juga berfungsi sebagai organ pernapasan. Itu karena di permukaan daun terdapat stomata yang berguna sebagai alat respirasi dan juga perkembangbiakan vegetatif.
Untuk dapat kokoh dan menjalankan fungsinya dengan benar, maka daun membutuhkan tulang daun. Pastinya setiap tumbuhan akan berbeda-beda.
Itulah 4 jenis tulang daun yang ada pada tumbuhan. Perlu Anda tahu bahwa daun tidak akan dapat bertahan tanpa adanya tulang daun yang menopangnya ini.
Macam Macam Batik, Sejarah dan Cara Membuatnya
Sejarah Batik
Jika menengok ke belakang, rupanya sejarah batik sudah jauh dimulai sejak masa Kerajaan Majapahit, hingga terus berkembang ke kerajaan dan raja seterusnya. Pada akhir abad ke-XVIII hingga awal abad ke-XIV, kesenian batik baru mulai meluas menjadi kesenian milik Indonesia atau lebih khususnya Jawa. Di masa itu kesenian batik hanya berupa batik tulis saja. Awal abad ke-XX atau sekitar tahun 1920, mulailah muncul batik cap tepatnya ketika perang dunia pertama baru saja usai.
Dulunya batik hanya dibuat dan digunakan oleh raja, keluarga kerajaan dan lingkup pengikut dalam keraton saja. Ketika akhirnya banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, pembuatan dan penggunaan batik kian menyebar dan muncullah berbagai macam macam batik.
Dalam hal persebaran batik, Islam rupanya juga memiliki andil di dalamnya. Saat itu batik banyak dibuat di wilayah-wilayah yang merupakan basis dari penganut agama islam. Hal ini membuat batik banyak digunakan juga oleh para santri, hingga akhirnya batik menjadi salah satu komoditi perjuangan ekonomi oleh para pedagang islam guna melawan perdagangan Belanda.
Daerah Penghasil Batik
Ada beberapa daerah yang terkenal sebagai penghasil batik di Indonesia bahkan di dunia, daerah-daerah tersebut adalah
Yogyakarta
Yogyakarta sejak dahulu kala sudah populer sebagai salah satu daerah penghasil kerajinan batik di Indonesia, bahkan pada tahun 2014 Yogyakarta dinobatkan menjadi kota batik dunia oleh World Craft Council.
Solo
Solo atau Surakarta adalah satu daerah penghasil kerajinan batik yang terkenal di Indonesia. Dengan slogan The Spirit of Java yang khas, kota ini masih mempertahankan kekayaan seni dan budaya batik.
Pekalongan
Pekalongan juga merupakan daerah penghasil kerajinan batik di Indonesia yang terkenal. Kamu bisa menemukanberbagai macam produk batik di sejumlah daerah di Pekalongan.
Cirebon
Batik asal dari Cirebon diduga dipengaruhi oleh budaya Cina karena banyaknya jumlah etnis Cina yang menetap di kota ini. Motif batik Cirebon bervariasi dari motif singa, naga, Gajahmada dan motif harimau.
Bali
Pulau Dewata atau pulau Bali sejak lama juga dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan batik di Indonesia. Beragam corak yang menarik dan didominasi warna cerah menjadi satu ciri khas batik Bali. Motif batik khas Bali tersebut antara lain adalah motif Buketan, singa barong, hingga ulamsari mas.
Masih banyak lagi daerah penghasil batik di Indonesia yang terkenal seperti Indramayu, Madura, Tuban, Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Minahasa.
Macam Macam Batik yang Populer
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, macam macam batik pun turut bermunculan dan semakin beragam. Beberapa jenis batik yang terkenal di Indonesia bahkan memiliki corak yang khas sebagai gambaran tentang tempat pembuatannya atau makna filosofi yang terkandung di dalam coraknya.
Berikut ini adalah beberapa macam macam batik yang cukup populer di Indonesia:
1. Mega Mendung
Batik Mega Mendung merupakan batik khas Cirebon. Sesuai dengan namanya batik ini memiliki corak awan, dimana dalam corak ini harus ada 7 gradasi warna sebagai pelapisnya. Motif awan ini menyimpan filosofi tentang kesabaran dalam hidup.
Tujuh gradasi warna menandakan tingkatan tujuh langit, sedangkan mendung dimaknai sebagai sifat manusia yang penyabar dan tidak mudah marah.
2. Parang Kusumo
Parang Kusumo adalah batik khas Solo, dengan ragam corak mirip ombak lautan yang terus menerpa tebing dan karang. Filosofi yang terpendam di balik motif Parang Kusumo yaitu bahwa hidup seharusnya selalu dilandasi dengan perjuangan dan juga usaha.
Perjuangan di sini guna mencapai keharuman secara lahir dan batin. Bagi masyarakat Jawa keharuman menunjukkan keharuman diri tanpa meninggalkan sopan santun dan norma.
3. Batik Kawung
Sesuai dengan namanya, batik yang berasal dari Jawa ini memiliki corak menyerupai buah aren atau buah kawung. Batik kawung memiliki filosofi tentang pengendalian diri, hati yang bersih, dan juga tidak adanya keinginan untuk menyombong.
4. Batik Sidoluhur
Batik Sidoluhur ini biasanya dikenakan oleh pengantin wanita Jawa ketika malam pengantin. Sido memiliki makna menjadi atau jadi, dan luhur artinya bermartabat dan terhormat. Batik Sidoluhur ini sendiri menjadi perwujudan doa agar sang pengantin dapat hidup sehat lahir dan batin, dan bisa menjadi wanita yang terhormat.
5. Batik Lasem
Batik Lasem cukup unik karena memiliki kekhasan warna yang mencolok yaitu merah. Hal ini disinyalir karena pengaruh Tionghoa pada masa itu. Tionghoa memang dikenal sangat kental dengan nuansa warna merah. Menurut sejarah Lasem adalah salah satu tempat pertama di Indonesia yang menerima kedatangan warga Tionghoa.
Selain beberapa macam macam batik yang sudah disebutkan tadi, di Indonesia masih ada banyak sekali jenis batik lainnya. Mulai dari Batik Tujuh Rupa, Batik Bali, Batik Betawi, Batik Singa Barong, dan banyak lagi.
Bahan dan Alat untuk Membuat Batik
Untuk membuat kerajinan batik khususnya batik tulis, dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
– Kain mori, berupa kain putih yang digunakan untuk menggambar motif. Dulu kain mori yang digunakan merupakan kain tenunan sendiri, tapi saat ini menggunakan kain produksi pabrik dan terkadang ada juga yang menggunakan kain sutera.
– Canting, merupakan suatu alat pembuat motif. Alat ini berfungsi semacam pena yang akan diisi tinta untuk melukis motif batik di atas kain mori.
– Gawangan, merupakan alat yang digunakan untuk menyampirkan kain pada saat proses melukis motif batik.
– Lilin malam, digunakan sebagai penahan agar tinta tidak memasuki serat kain pada bagian tertentu.
– Panci dan kompor, yang berfungsi sebagai alat pemanas lilin.
– Larutan pewarna, biasanya berasal dari bahan yang berbeda pada tiap daerah. Misalnya saja pewarna alami dari tumbuhan soga, pohon mengkudu, nila dan tinggi. Untuk sodanya terbuat dari soda abu, sedangkan garamnya dari tanah lumpur.
Cara Pembuatan Batik
Proses atau cara membuat batik tulis memang lebih panjang jika dibandingkan batik cap, itulah kenapa harganya juga jauh lebih mahal. Berikut ini adalah tahapan cara membuat batik:
1. Nyungging, yaitu proses ketika membuat pola motif di atas kertas.
2. Njaplak atau Jiplak, adalah proses dimana pola motif yang sudah dibuat dipindahkan ke kain.
3. Nglowong, yaitu proses ketika melekatkan lilin di kain sesuai dengan pola motif yang sudah dibuat sebelumnya.
4. Ngiseni, merupakan tahap pemberian ornamen hiasan seperti misalnya gambar bunga, awan, tumbuhan, hewan dan lainnya.
5. Nyolet, proses pewarnaan kain dengan kuas dan larutan pewarna.
6. Mopok, adalah ketika pembatik menutup kain yang sudah diwarnai menggunakan lilin.
7. Nembok, yaitu proses ketika menutup bagian kain yang menjadi latar belakang pola dan tidak akan diwarnai.
8. Ngelir, adalah proses mewarnai seluruh bagian kain dengan mencelup dan merendam kain pada larutan pewarna.
9. Nglorod, proses merendam ain di dalam air mendidih supaya lilin yang menempel dapat terlepas.
10. Ngrentesi, disini pembatik akan memberikan titik di klowongan dengan menggunakan jarum tipis dan canting.
11. Nyumri, proses menutup bagian tertentu pada kain menggunakan lilin.
12. Nglorod, merupakan proses terakhir yaitu melarutkan semua lilin yang ada pada kain dengan cara memasukkan ke air mendidih.
Jika semua tahapan di atas sudah dilakukan, selanjutnya kain batik akan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan hingga kering.
Hari Batik
Di Indonesia Hari Batik diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Tanggal ini mengacu pada tanggal dimana batik secara resmi ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) tepatnya pada tanggal 2 Oktober tahun 2009 lalu. Peringatan Hari Batik dilakukan dengan cara menggunakan batik setiap tanggal 2 Oktober, baik itu karyawan, pegawai BUMN, BUMD, siswa sekolah, atau masyarakat umum.
Penetapan oleh UNESCO tentu saja juga memerlukan proses yang panjang, sebelum akhirnya tanggal 2 Oktober disahkan menjadi Hari Batik.
Batik diperkenalkan ke mata dunia oleh Soeharto pada saat Konferensi PBB. 4 September 2008, batik didaftarkan agar bisa memperoleh intangible cultural heritage di UNESCO. 9 Januari 2009, batik baru diterima secara resmi oleh UNESCO, dan baru pada bulan Oktober batik ditetapkan sebagai warisan budaya.
Dengan ditetapkannya Hari Batik sudah seharusnya kita berbangga dan terus melestarikan batik dengan cara menggunakan berbagai macam macam batik setidaknya di saat acara atau kegiatan resmi.
Komentar
Posting Komentar