Senin, 30 Oktober 2023
Hari/Tanggal : Senin, 30 Oktober 2023
Muatan Pembelajaran :
1. Pend. Pancasila : Membangun Jati diri dalam kebhinekaan
2. Matematika : Pembulatan angka
3. Seni Budaya : Permainan tradisional
4. Bahasa Indonesia : 4. Meliuk dan menerjang
Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila:
1. Mengenali karakteristik fisik dan non-fisik orang dan benda yang ada di lingkungan sekitarnya.
2. Memahami bahwa kebinekaan dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang baru.
Capaian Pembelajaran Matematika
Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu (misalnya,) dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama (misalnya, ). Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen. |
BaCapaian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Si 1. Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
3. Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
4. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
5. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.
6. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.
7. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
8. Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
9. Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.
10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.
11. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.
Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.
Capaian Pembelajaran Seni Budaya:
1. Elemen Mengalami (Experiencing)
Peserta didik mampu mengamati bentuk penyajian tari berdasarkan latar belakang serta mengeksplorasi unsur utama tari sesuai level, perubahan arah hadap, dan desain lantai.
2. Menciptakan (Creating)
peserta didik mampu mengidentifikasi dan membuat gerak dengan unsur utama tari, level, perubahan arah hadap.
3. Berpikir dan bekerja artistik (Thinking and working artistically)
peserta didik mampu menunjukkan hasil tari kelompok dengan bekerja secara kooperatif untuk mengembangkan kemampuan bekerja sama dan saling menghargai demi tercapainya tujuan bersama.
4. Merefleksikan (Reflecting)
peserta didik mampu menilai pencapaian dirinya saat melakukan aktivitas pembelajaran tari
5. Berdampak (Impacting)
peserta didik mampu menumbuhkan rasa cinta pada seni tari yang berpengaruh pada kemampuan diri dalam menyelesaikan aktivitas pembelajaran tari.
Pendidikan Pancasila
Setelah menyimak video di atas, silakan kerjakan soal berikut!
b. 3600
c. 3700
d. 3800
a. 4000
b. 4.400
c. 4.500
d. 4.550
3. 54.426 jika dibulatkan kepada ribuan terdekat hasilnya adalah…
a. 50.000
b. 54.000
c. 54.400
d. 55.000
4.Tentukan hasil pembulatan ke ratusan terdekat pada bilangan 4.792..
a. 4000
b. 4700
c. 4790
d. 4800
5.hasil pembulatan dari 425.600 ke ribuan adalah…
a. 400.000
b. 420.000
c. 426.000
d. 430.000
6.Tentukan hasil dari pembulatan bilangan berikut ini nomor 5.225 dibulatkan pembulatan atas ke tempat ratusan adalah…
a. 5.200
b. 5.240
c. 5.300
d. 5.400
7. Bilangan 1.263 jika dibulatkan pembulatan bawah ke ratusan hasilnya adalah…
a. 1200
b. 1270
c. 1280
d. 1300
8. Bilangan 6.326 jika dibulatkan ke pembulatan bawah ratusan terdekat hasilnya adalah…
a. 6.200
b. 6.300
c. 6.400
d. 6.500
9. Bilangan 24.516 jika dibulatkan ke pembulatan atas tempat puluhan ribu terdekat hasilnya adalah…
a. 20.000
b. 30.000
c. 40.000
d. 45.000
10. Bilangan 16.436 jika dibulatkan ke dalam pembulatan bawah ribuan terdekat hasilnya adalah…
a. 10.000
b. 15.000
c. 16.000
d. 17.000
Pragraf 1 | |
---|---|
Ide Pokok | Lima desa yang terkenal dengan ciri khas tarian dan para penarinya. |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 2 | |
Ide Pokok | Desa Olehsari di Banyuwangi, Jawa Timur, terkenal dengan tari seblang |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 3 | |
Ide Pokok | Desa Cempaga di Bali terkenal dengan tari baris |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 4 | |
Ide Pokok | Desa Barikin di Kalimantan Selatan dikenal dengan tari baksa kembang |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 5 | |
Ide Pokok | Desa Situraja di Jawa Barat terkenal dengan tari umbul |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 6 | |
Ide Pokok | Desa Gigieng di Aceh dengan tari seudati |
Ide Pendukung |
|
Arti Kata Gobak Sodor
Apa sih arti kata Gobak Sodor? Mengapa permainan tradisional ini dinamakan demikian?
Nah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “gobak” memiliki arti yakni ‘permainan tradisional yang menggunakan lapangan berbentuk segi empat yang berpetak-petak, dimana setiap garisnya dijaga oleh penjaga, pihak yang hendak masuk harus melewati garis dan jika mereka terkena sentuhan oleh penjaga, mereka harus berganti menjadi penjaga.’
Sementara kata “sodor” memiliki arti ‘menyodorkan’. Dalam hal ini, yang harus disodorkan adalah tubuh dan tangan kita supaya dapat menyentuh pihak lawan yang hendak mencoba melewati garis.
Cara Bermain Gobak Sodor
Bagaimana sih cara memainkan Gobak Sodor?
- Buat garis-garis penjagaan dengan kapur. Buat garis-garis seperti pada lapangan bulu tangkis, hanya bedanya dalam Gobak Sodor ini tidak ada garis yang rangkap.
- Bagi pemain menjadi dua tim, setiap tim terdiri dari 3-5 anggota (opsional, sesuaikan dengan jumlah anggota keseluruhan). Satu tim akan menjadi tim “penjaga benteng” dan tim lain akan menjadi pihak yang berusaha memasuki benteng tersebut.
- Untuk tim yang menjadi “penjaga benteng” harus menjaga lapangan menurut garis horizontal dan garis vertikal. “Penjaga benteng” garis horizontal harus berusaha menghalangi tim lawan yang tengah bergerak memasuki garis batas. Sementara, bagi “penjaga benteng” garis vertikal bertugas menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
- Lalu, tim lawan harus bergerak lewati garis dan penjagaan-penjagaan tersebut dari awal hingga akhir.
Sama halnya dengan permainan-permainan lain, permainan tradisional Gobak Sodor ini juga memiliki aturan tersendiri, yakni:
- Pemain dibagi menjadi 2 tim, yang masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang (opsional, menyesuaikan jumlah peserta yang mengikuti permainan).
- Apabila dalam 1 tim terdiri dari 5 orang, maka lapangan yang akan digunakan harus dibagi menjadi 4 kotak persegi panjang dengan ukuran kira-kira 5m x 3m (menyesuaikan ukuran lapangan yang akan digunakan).
- Bagi tim “penjaga benteng”, bertugas menjaga supaya tim “lawan” tidak dapat melewati atau menuju garis akhir (finish).
- Bagi tim “lawan”, harus bergerak menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh oleh tim “penjaga” dan dapat memasuki garis finish dengan syarat tidak ada anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start.
- Tim “lawan” akan dikatakan menang jika salah satu anggotanya berhasil kembali ke garis start dengan selamat atau tidak terkena sentuhan oleh tim “penjaga”.
- Tim “lawan” akan dikatakan kalah apabila salah satu anggotanya terkena sentuhan oleh tim “penjaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi tim.
Manfaat Permainan Tradisional Gobak Sodor
Tanpa disadari, permainan tradisional Gobak Sodor ini memiliki banyak manfaat lho…
Manfaat tersebut berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik itu perkembangan sosial, motorik, kepribadian, dan lain-lain.
Apa saja ya manfaat-manfaat yang didapatkan dari sebuah permainan tradisional ini? Yuk simak ulasan berikut!
Manfaat dalam Perkembangan Sosial
Secara tidak langsung, permainan tradisional Gobak Sodor ini melatih anak supaya dirinya mampu untuk bersosialisasi dengan baik. Selain itu, juga dapat meningkatkan komunikasi dan melatih kerjasama antar anggota tim.
Hal tersebut karena dalam suatu tim, apabila ingin menang, mereka harus membutuhkan kerjasama dengan mendiskusikan bersama anggota tim terlebih dahulu mengenai strategi apa yang hendak digunakan supaya dapat melewati “penjagaan” hingga garis finish.
Manfaat dalam Perkembangan Motorik
Permainan tradisional Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat dalam perkembangan motorik karena jelas bersangkutan dengan gerak tubuh manusia. Manfaat dari permainan tradisional Gobak Sodor dalam hal perkembangan motorik ini adalah berkaitan dengan ketahanan fisik serta melatih koordinasi antara otot kaki dan tangan.
Manfaat dalam Perkembangan Kepribadian
Sementara itu, permainan tradisional Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, yaitu meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri anak, menumbuhkan rasa empati dalam diri anak, dan dapat menumbuhkan rasa sportivitas anak.
Komentar
Posting Komentar